Pada Masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin
Pada masa Nabi SAW. dan para khulafaurosyiddin umat islam bersatu, mereka satu akidah, satu syari’ah dan satu akhlaqul karimah. Kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat di atasi dengan wahyu dan tidak ada perselisihan di antara mereka. Awal mula adanya perselisihan di picu oleh Abdullah bin Saba (seorang yahudi) pada pemerintahan khalifah Usman bin Affan dan berlanjut pada masa khalifah Ali. Dan awal mula adanya gejala timbulnya aliran-aliran adalah sejak khalifah Usman bin Affan (setelah wafatnya rosulullah), pada masa itu di latar belakangi oleh kepentingan kelompok,yang mengarah terjadinya perselisihan sampai terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, yang kemudian di gantikan oleh Ali bin Abi Thalib, pada masa itu perpecahan di tubuh umat islam terus berlanjut.
Umat islam pada masa itu ada yang pro terhadap kekhalifan Ali bin Abi Tholib yang menamakan dirinya kelompok syi’ah, dan yang kontra yang menamakan dirinya khawarij. Akhirnya perpecahan memuncak kemudian terjadilah perang jamal yaitu perang antara Ali dengan Aisyah dan perang siffin yaitu perang antaraAli dengan Mu’awiyah. Bermula dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran di kalangan umat islam, masing-masing kelompok juga terpecah belah yang akhirnya jumlah aliran di kalangan umat islam menjadi banyak, seperti aliran syi’ah, khowarij, murji’ah, jabariyah, mu’tazilah, dll.
Pada Masa Bani Umayyah
Masalah aqidah menjadi perdebatan yang hangat di kalangan umat islam. Di zaman inilah lahir berbagai aliran teologi seperti murjiah, qodariyah, jabariyah dan mu’tazilah. Kaum muslim tidak bisa mematahkan argumentasi filosofi orang lain tanpa mereka menggunakan senjata filsafat rasional pula. Untuk itu bangkitlah mu’tazilah mempertahankan kehidupan dengan argumentasi-argumentasi filosofis tersebut. Namun sikap mu’tazilah yang terlalu mengagungkan akal dan melahirkan berbagai pendapat controversial menyababkan kaum tradisional tidak menyukainya. Akhirnya lahir aliran ahlusunnah waljama’ah dengan tokoh besarnya Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansyur 13al-Maturidi. Pada zaman Bani Umayyah hampir keseluruhan umat islamdi dalam keimanan yang bersih dari sembarang pertikaian dan perdebatan, dan apabila kaum muslimin selesai melakukan pembukaan negeri dan kedudukanya telah mantap, mereka beralih tumpuan kepada pembahasan sehingga menyebabkan berlaku perselisihan pendapat di kalangan mereka.Pada Masa Abbasiyah
Telah banyak pembahasan di dalam perkara-perkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada masa Nabi SAW, dan para sahabatnya, pembahasan tersebut memberi penumpuan menjadi satu ilmu yang baru yang di beri nama ilmu kalam.Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari kalangan penganut agama lain yang memeluk islam. Mereka ini menzahirkan pemikiran-pemikiran baru yang di ambil dari agama lain yang memeluk islam. Mereka ini menzahirkan pemikiran-pemikiran baru yang diambil dari agama lama mereka, tetapi diberi rupa bentuk islam iraq, khusunya di basrah merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka terjadilah perselisihan apabila ada suatu golongan yang menafikan irodah manusia.Kelompok ini di ketuai oleh Jahnm bin Safwan dan para pengikutnya, ialah para pengikut aliran jabariyah yang di ketuai oleh Ma’bad al Juhni, aliran ini lahir di tengah-tengah kekacauan dan asa yang di bentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka. Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang di tempuh oleh al-Qur’an, yang masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al Basyri. Dan sebagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basyri dengan muridnya Washil bin Atho ialah lahirnya suatu kelompok baru yang di kenal dengan mu’tazilah, perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang beriman yang mengerjakan dosa besar. Kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketigadan awal kurun keempat, lahirlah Imam Abu Maturidi yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-Maturidiah, kemudian muncul pula abu Hassan al Asy’ari yang telah mengumumkan keluar dari kelompok mu’tazilah dan menjelaskan asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para ulama dari kalangan fuqoha dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya di kenal sebagai aliran asy-Ariyah dan dari dua kelompok ini terbentuklah kelompok ahli sunnah wal jamaah.
Dan kesimpulanya kita dapat melihat bahwa kemunculan kelompok-kelompok di dalam islam adalah kembali pada dua perkara yaitu, perselisihan mengenai pengetahuan dan perselisihan di dalam masalah usul atau asal agama.
Posting Komentar